Voice Mail
Casts : You (Readers), Jung HoSeok (J-Hope BTS)
Genre : Romance, sad, mystery(?)
Length : Drabble (479 words)
Summary : Saat kau mengiriminya sebuah pesan suara, dan
kejadian aneh menyapamu.
Foreword : FF ini kubuat di hpnya adekku, dan awalnya dia
sempet protes sampe pas hari Senin 3 November 2014 sore kemaren aku buat lagi
di hpnya dan sempet ketauan, terus dibaca dan endingnya…, baca aja deh! Happy reading!
Piiip!
“Oh, hai… Apa kabar? Semoga kau baik-baik saja
di sana…
Kesepian? Jelas.
Kerinduanku padamu? Jelas.
Keputusasaan? Jelas.
Semua itu mulai muncul saat kau tidak
berada di sampingku lagi. Setiap hari, yang kulakukan adalah menangis di pojok kamar,
mendengarkan lagu dengan volume suara
yang keras, dan hanya memakan makanan dengan porsi yang sangat sedikit.
Aku sempat didekati oleh beberapa temanmu,
seperti Kim NamJoon, Min YoonGi, Kim TaeHyung, dan Park JiMin. Tapi, aku menolak
mereka semua dan hanya menganggap mereka sebagai temanku, karena aku ingin
setia padamu. Dan aku selalu berpikir menginginkan dirimu lag, meskipun itu kedengarannya
sangat tidak masuk akal.
Kau, kau jangan menangisiku. Cukuplah
aku saja yang menangisimu.
Sering sekali aku keluar-masuk rumah
sakit, karena aku ingin bunuh diri, entah dengan
cara apapun. Tapi, teman-temanmu itu selalu menolongku dan terus-terusan mengingatkanku
agar aku tidak bunuh diri hanya karena dirimu.
Hati kecilku juga berkata demikian.
Lalu, mereka selalu menasihatiku
agar aku mencari lelaki yang lain dan jangan terus-terusan menangisimu. Tapi aku
tidak bisa, karena perasaan cintaku padamu terlalu dalam sehingga aku tidak bisa
melupakanmu barang sedetik pun.
Melihat wallpaper ponselku saja—gambarnya adalah kau dan aku saat pertama
kali kita kencan di restoran es krim—aku sudah menangis. Apalagi kalau aku bertemu
denganmu lagi. Aku akan memelukmu erat-erat dan tidak akan membiarkanmu pergi lagi
dari sisiku, dan menangis haru, meluapkan rasa rinduku padamu selama ini.
Tapi—sekali lagi—pemikiran itu sangat tidak masuk akal.
Andai aku bisa memutar waktu dan mengembalikanmu
kembali padaku, tentu aku tidak perlu sampai begini. Merasa tersiksa oleh semua
keadaan yang ada dalam hidupku.
Oh iya, sekarang aku tinggal di apartemenmu yang dulu. Apartemenmu tetap
nyaman, tapi mungkin akan lebih nyaman lagi jika kau ada di dalam apartemenmu itu.
Aku kabur dari rumah orangtuaku,
karena orangtuaku selalu bertengkar setiap malam dan itu selalu mengusikku.
Bahkan, mereka sepakat untuk bercerai. Nahas sekali, kan, keadaanku ini?
Memang.
Dan rasa dari semua kenyataan ini sungguh
pahit, lebih pahit daripada jika kau meminum secangkir kopi hitam pekat yang
panas tanpa gula sesendok—atau sebutirpun.
Aku ingin sekali kabur—atau lebih tepatnya
menghilang dari kenyataan ini, lalu menemukan hidupku yang baru di dunia yang
baru dan tinggal di sana dengan bahagia. Yaaah…, tapi itu sangatlah mustahil,
angan-angan yang mustahil. Kau juga tahu tentang itu.
Jung HoSeok…
Kapan kita bisa bertemulagi…? Aku sangat merindukanmu…
Jung HoSeok…
Mungkin itu saja dulu, ya, yang
ingin aku sampaikan padamu… Aku akan selalu mendoakanmu dari bawah sini, dan semoga
kau mendengar doaku dan tersenyum dari atas sana…
Aku mencintaimu…
Dari _______...”
Piiip!
Aku menghela napas setelah berbicara
panjang lebar di pesan suara itu, tapi sedetik kemudian, ponsel yang kugunakan untuk
mengirimkan pesan suara itu berdering tanda telepon masuk.
“Hai juga, _______-ah… Aku juga merindukanmu…,” ucap suara di seberang,
tapi entah kenapa, jaraknya sangat dekat denganku. Aku menolehkan kepalaku dan melihatnya
yang sedang tersenyum manis padaku, sama seperti senyuman yang selalu ia berikan
padaku dulu.
“Kau…?”
END
A/N: Kkeuaaaaak
selesei~ o(^^)o maaf banget klo nggak suka sad genre dan bagi yang suka sad
genre, maaf banget klo ini kurang sad T.T dan terima kasih udah baca FF ini,
dan comments kalian sangat membantu buat mengoreksi FFku yang selanjutnya.
Sekali lagi terima kasih^^ ppyong~!
No comments:
Post a Comment